Kali ini kita akan mengulas sejarah tentang Data pokok Pendidikan atau yang sering kita kenal dengan istilah DAPODIK. Karena saat ini hampir semua data pendidikan dalam satuan pendidikan berada disini. Baik itu terkait dengan data Sekolah, Guru, Peserta didik maupun data yang lainnya.
Data Pokok Pendidikan atau
Dapodik adalah sistem pendataan skala nasional yang terpadu, dan merupakan
sumber data utama pendidikan nasional, bagian dari Program perancanaan
pendidikan nasional dalam mewujudkan insan Indonesia yang Cerdas dan
Kompetitif. Karena tanpa perencanaan pendidikan yang matang, maka seluruh
program yang terbentuk dari perencanaan tersebut akan jauh dari tujuan yang
diharapkan. Untuk melaksanakan perencanaan pendidikan, maupun untuk melaksanaan
program-program pendidikan secara tepat sasaran, dibutuhkan data yang cepat,
lengkap, valid, akuntabel dan terus up to date.
Dengan ketersediaan data yang
cepat, lengkap, valid, akuntabel dan up to date tersebut, maka proses
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi kinerja program-program
pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan lebih terukur, tepat sasaran,
efektif, efisien dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal tersebut,
Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan suatu sistem pendataan skala
nasional yang terpadu dan disebut dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Dapodik ini dikelola oleh biro PKLN sampai tanggal 30 Maret 2010 diserahterimakan
kepada PSP Balitbang. Data pokok pendidikan awalnya dapat diakses melalui situs
dapodik.org yaitu data sejak tahun 2006 sampai 2011. Untuk data tahun 2012
tidak tersedia di situs dapodik.org karena situs tersebut telah ditutup sejak 1
Januari 2012.Berdasarkan surat edaran dari Kemdiknas no. 1980/P3/TP/2011
tanggal 14 September 2011 data NPSN dan NISN hanya dapat diakses melalui situs
kemdiknas.
Jadi, Dapodik merupakan sumber
data utama dari berbagai Program perencanaan Pendidikan Indonesia dalam
mewujudkan insan yang cerdas dan kompetitif. Untuk mewujudkan program–program
Pendidikan secara tepat, maka dibutuhkan data yang lengkap, akuntabel dan terus
up to date serta di evaluasi secara berkala.
Dilansir laman Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah sumber data utama pendidikan dan dapat
dijadikan dasar untuk merencanakan program pendidikan di kemudian hari
Layanan Dapodik mulai
dikembangkan pada tahun 2006 oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
dikenal dengan Biro PKLN Depdiknas dimasa itu. Berikut disampaikan rekam jejak
perjalanan DAPODIK dari periode 2006 s.d 2011.
Januari 2006
Kabiro PKLN (Bapak Gatot HP)
sebagai pejabat baru di Biro PKLN menganalisa salah satu kendala dan hambatan
utama proses perencanaan di lingkungan Depdiknas masa itu adalah ketersediaan
data yang lengkap, akurat dan mudah diakses sebagai bahan penyusunan kebijakan
program, evaluasi dan perencanaan Depdiknas.
Februari 2006
Untuk melakukan identifikasi
kebutuhan adanya ketersediaan data yang lengkap, akurat dan mudah diakses
tersebut. Biro PKLN mengadakan serangkaian acara diskusi dan koordinasi dengan
mengundang para ahli/pakar Sistem Informasi dari kalangan akademisi (Perguruan
Tinggi) dan Praktisi TI serta melibatkan unit-unit kerja di lingkungan
Depdiknas Pusat dan Daerah.* ) Kesimpulan umum dari serangkaian acara tersebut,
antara lain: Depdiknas belum memiliki data referensi terpusat, teridentifikasi
data yang bersifat utama/pokok meliputi: Sekolah, Siswa, Guru dan Kurikulum.
Ada banyak pulau data yang antara satu dengan lainnya tidak terhubung. Metode
pengumpulan data yang selama ini menggunakan mekanisme kuisoner manual kurang
efektif dan efisien. Perlu dimutakhirkan memanfaatkan teknologi infomrasi
terkini yaitu sistem pengumpulan data secara online real time layaknya sistem
perbankan.
Maret 2006
Hasil dari kesimpulan dirumuskan
dalam wujud rencana membangun pusat referensi data nasional yang mencakup
sekolah, siswa, guru yang disebut DAPODIK (Data Pokok Pendidikan). Adapun untuk
tenaga pendidik dan kurikulum akan dibangun di tahap selanjutnya. Sistem
DAPODIK mengacu pada sistem perbankan yaitu yang bersifat real time online dan
mencontoh implementasi layanan PSB Online yang marak diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan Kota/Kabupaten di masa itu.Untuk mendukung sistem Dapodik yang
bersifat online dan real time tersebut dibutuhkan infrastruktur jaringan online
skala nasional. Biro PKLN bekerjasama dengan Direktorat PSMK Mandikdasmen dalam
upaya membangun jaringan online skala nasional tersebut yang lebih dikenal
dengan nama JARDIKNAS untuk mendukung program DAPODIK.
April s.d Mei 2006
Proses penyempurnaan sistem
DAPODIK dan rencana pengembangan JARDIKNAS mulai intensif dilaksanakan. Di Biro
PKLN dibentuk Tim Gugus Tugas Khusus untuk mengawal proses pengembangan dan
implementasi DAPODIK dan JARDIKNAS. Tim Satgas Khusus ini lebih dikenal dengan
sebutan Tim JARDIKNAS Biro PKLN daripada Tim DAPODIK Biro PKLN.
Juni 2006
Rilis pertama DAPODIK mulai
diperkenalkan kepada Dinas Pendidikan se Indonesia khususnya di bagian
perencanaan dan program. DAPODIK telah disajikan secara online di Internet
memanfaatkan jasa colocation server di salah satu provider Internet di
Indonesia.
Juli 2006
Proses pengadaan barang dan jasa
JARDIKNAS mulai dilaksanakan hampir bersamaan dengan program INHERENT dari
DIKTI.
September 2006
Proses implementasi JARDIKNAS di
450 Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan 33 Provinsi se Indonesia mulai digelar
oleh PT. Telkom sebagai pemenang tender.
Oktober – Desember 2006
Program blockgrant pengumpulan
data sekolah dan siswa mulai dilaksanakan ke seluruh Kota Kabupaten se
Indonesia dalam rangka melengkapi data siswa dan sekolah pada sistem DAPODIK
memanfaatkan koneksi JARDIKNAS. Serangkaian acara sosialisasi digelar di setiap
provinsi dengan mengundang dinas pendidikan kota/kabupaten di wilayah provinsi
masing-masing.
November 2006
Data Center DAPODIK dimutakhirkan
ditempatkan di kompleks senayan (Gedung C Lantai 7) dan Data Center Jardiknas
di Colocation PT. Telkom.
Desember 2006
Hasil kegiatan pengumpulan data
telah mencapai 32 juta siswa dan 200 ribu sekolah di sistem DAPODIK.
Infrastruktur JARDIKNAS telah selesai digelar di 450 Kota/Kabupaten dan 33
Provinsi.
Januari – Februari 2007
Proses pemutakhiran data sekolah
dan data siswa masih berlangsung di seluruh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten se
Indonesia dengan memanfaatkan sepenuhnya koneksi dari JARDIKNAS sesuai dengan
rencana yang telah disusun pada awal tahun 2006 lalu.
Maret – Mei 2007
Blockgrand tahap 2 untuk
pemutakhiran data siswa dan sekolah kembali digelar.
Juli 2007
Untuk pertama kalinya sistem
DAPODIK memproses data kenaikan dan kelulusan secara otomatis sebagai bagian
dari proses pemutakhiran data. Adapun proses validasi dan verifikasi status
kelulusan dan kenaikan siswa dilaksanakan oleh Dinas Pendididikan secara online
real time.
Agustus 2007
Program SchoolNet mulai
dipersiapkan untuk meningkatkan keterjangkauan akses JARDIKNAS hingga ke
tingkat sekolah-sekolah. SchoolNet dirancang untuk mendukung akses DAPODIK
hingga ke tingkat sekolah-sekolah. Terdapat dua jenis SchoolNet, yaitu: basis
Speedy Telkom dan SchoolNet basis Wifi.
September 2007
Tender JARDIKNAS periode ke-2
menjangkau 1100an node seIndonesia.
April 2008
Program JARDIKNAS dipindah ke
Pustekom dengan alasan Tupoksi. Termasuk DAPODIK juga dipindahkan ke PSP
Balitbang. Tim Jardiknas (DAPODIK) Biro PKLN dibubarkan.
Mei 2008
PSP Balitbang tidak kunjung
menerima tanggungjawab pengelolaan DAPODIK karena lebih mementingkan program
PADATI Web, sehingga DAPODIK tidak ada yang mengelola dan terlantar.DAPODIK
tidak ada alokasi anggaran operasional dan pemeliharaannya di Biro PKLN karena
seharusnya sudah dikelola oleh PSP Balitbang sebagai bagian dari paket
pemindahan JARDIKNAS dan DAPODIK. Oleh karena itu pengelolaan DAPODIK disiasati
dengan menyerahkan operasionalnya kepada Dinas Pendidikan melalui surat dari
Kabiro PKLN tanggal 28 Mei 2008.
Juni 2008
Terjadi kasus privasi data yang
diprotes oleh para komunitas Blogger. Pihak Biro PKLN meminta bantuan Tim
DAPODIK (ex Tim JARDIKNAS) untuk melakukan perbaikan dan pembenahan. Tim
DAPODIK turun tangan untuk perbaikan dengan menutup akses privasi data.
Juli 2008
DAPODIK boleh dikatakan tidak
terkelola dengan baik karena PSP Balitbang tidak kunjung menerima DAPODIK.
Pihak Biro PKLN meminta kerjasama dengan Tim DAPODIK (ex Tim JARDIKNAS) untuk
memelihara DAPODIK secara sukarela. Tim DAPODIK menerima kerjasama tesebut
untuk menjaga dan merawat pelayanan DAPODIK dengan dukungan dari SEAMOLEC. Oleh
karena itu disebut Tim DAPODIK Biro PKLN.
Agustus 2008
Kondisi JARDIKNAS yang dikelola
oleh Pustekkom tidak stabil dan menyebabkan komplain dari pengguna DAPODIK. Tim
DAPODIK Biro PKLN berinisiatif untuk mengaktifkan server cadangan DAPODIK di
colocation Telkom untuk menjamin kehandalan dan kecepatan aksesnya.
Desember 2008
Domain dapodik.diknas.go.id dan
dapodik.depdiknas.go.id tidak bekerja dengan optimal, sehingga dibuat
alternatif menggunakan domain baru yaitu: DAPODIK.ORG selain JARDIKNAS.ORG
Februari 2009
Biro PKLN membentuk Tim Call
Center DAPODIK untuk melayani para pengguna bekerjasama dengan Tim DAPODIK.
September s.d November 2009
PSP Balitbang bekerjasama dengan
Tim DAPODIK Biro PKLN untuk melakukan rekonsiliasi data NPSN sebagai bagian
dari kegiatan Program Sertifikasi Sekolah. Melalui program tersebut secara
resmi NSS diganti dengan NPSN.
Maret 2010
PSP Balitbang akhirnya melakukan
serah terima operasional dan pengelolaan DAPODIK dari Biro PKLN yang seharusnya
dilakukan sejak awal tahun 2008 lalu. Hal ini untuk mendukung Program
Sertifikasi Sekolah berbasis NPSN. Disepakati ada proses alih teknologi secara
bertahap untuk pemindahan operasional dan pengelolaan DAPODIK ke PSP Balitbang.
Sebagai tahap awal dilaksanakan pemindahan personal Tim Call Center DAPODIK
dari Biro PKLN ke PSP Balitbang untuk menjaga kesinambungan layanan DAPODIK.
Proses dan tahapan berkenaan dengan perangkat, sistem dan data akan
dilaksanakan secara bertahap.
Juni 2010
Tim Call Center DAPODIK di Biro
PKLN dipindahkan ke PSP Balitabang sebagai bagian dari proses transisi dan alih
teknologi secara bertahap untuk pengelolaan DAPODIK.
Agustus 2010
Situs publik DAPODIK
dimutakhirkan dengan menyajikan data per wilayah provinsi, kota/kabupaten
hingga sekolah-sekolah.
Oktober – Desember 2010
Rangkaian kegiatan alih teknologi
dan pengelolaan DAPODIK kerjasama antara Tim DAPODIK Biro PKLN dengan PSP
Balitbang sebagai bagian strategik persiapan pengelolaan lanjutan DAPODIK oleh
PSP Balitbang mulai 2011.
Oktober – Desember 2010
Tim DAPODIK Biro PKLN bekerjasama
dengan PUSPENDIK untuk merintis pengelolaan data peserta UN yang terintegrasi
dengan DAPOPIK dengan harapan dalam 3 tahun ke depan tidak perlu lagi ada
pendataan berulang-ulang terhadap para peserta UN.
Januari 2011
PSP Balitbang diubah menjai PDSP
Kemdiknas dengan pimpinan baru dan tanggungjawab baru.
Februari 2011
Dilaksanakan serangkaian
pembahasan persiapan pengelolaan DAPODIK 2011 antara Tim DAPODIK Biro PKLN
dengan Tim DAPODIK PDSP sebagai tindak lanjut hasil kegiatan Alih Teknologi
Dapodik akhir Desember 2010.Tim DAPODIK Biro PKLN merekomendasikan proses pengalihan
operasional teknis dilaksanakan secara matang dan bertahap karena sistem
DAPODIK sangat kompleks dan multi teknologi serta mengurangi resiko downtime
sistem yang mengganggu layanan transaksi DAPODIK dari seluruh Dinas dan Sekolah
seIndonesia.Sebagai pengalaman dari proses transisi Jardiknas 2008 lalu karena
tidak ada proses transisi dan pendampingan dari Tim JARDIKNAS (DAPODIK) Biro
PKLN ke Tim Pustekom yang memadai, akhirnya berdampak sistem layanan akses
JARDIKNAS terganggu beberapa hari setelah proses pengalihan karena hal teknis
sederhana yang tidak bisa diselesaikan oleh Tim Pustekkom.
Tim DAPODIK Biro PKLN bersedia akan berbagi pengalaman dengan Tim PDSP selama proses pendampingan pengalihan operasional teknis hingga Tim PDSP telah dinilai siap secara teknis oleh Tim DAPODIK Biro PKLN untuk mengelola sistem DAPODIK secara mandiri.
Kepala PDSP setuju menyepakati membentuk Tim Gugus Tugas Teknis bersama yang melibatkan kedua tim untuk koordinasi dan sinergi melaksanakan proses transisi teknis pengelolaan DAPODIK. Tim Gugus Tugas dimaksud tidak pernah terwujud karena tidak kunjung dibentuk oleh PDSP.
Februari s.d Maret 2011
Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan
(PPMP) Kemdiknas bekerjasama dengan Tim DAPODIK Biro PKLN untuk menyediakan
sistem transaksi Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Online dari 29.000 sekolah se
Indonesia.
Februari – Maret 2011
Tim DAPODIK Biro PKLN bekerjasama
dengan Tim BidikMisi Dikti dalam proses interkoneksi sistem untuk mendukung
program BIDIKMISI Dikti Kemdiknas.
Agustus 2011
Tim Call Center DAPODIK Biro PKLN
yang ditugaskan di PDSP diberhentikan secara sepihak oleh PDSP tanpa ada
koordinasi terlebih dahulu dengan Biro PKLN.
September 2011
PDSP mengumumkan akan membangun
sistem baru pengganti DAPODIK.org dan tidak bertanggungjawab lagi terhadap
pelayanan pada DAPODIK.org yang dikelola oleh Tim DAPODIK Biro PKLN.
Desember 2011
Tim DAPODIK Biro PKLN menghormati
keputusan dan kebijakan PDSP. Agar tidak terjadi dualisme sistem DAPODIK dan
karena program EDS Online PPMP yang terintegrasi dengan DAPODIK masih
berlangsung hingga 31 Desember 2011. Tim DAPODIK Biro PKLN mengumumkan secara
resmi akan menutup layanan DAPODIK per 1 Januari 2012.
*Dikutip dari berbagai sumber
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih